TRENGGALEK
Trenggalek merupakan salah satu kota di jawa timur lebih
tepatnya kota kecil yang terletak di tengah pegunungan. Karena memang secara
tata letak Trenggalek adalah daerah yang sebagian besarnya pegunungan, kota
Trenggalek sendiri di kelilingi pegunungan yang saling terhubung. Trenggalek memang
tidak begitu terkenal karena memang letaknya yang berada di pinggiran, memiliki
luas sekitar 1.205,22 km² dan berpenduduk sekitar ±700.000 jiwa. Di kelilingi
beberapa kabupaten seperti di sebelah timur dengan Kab. Tulungagung, sebelah
utara Kab. Ponorogo, sebelah barat Kab. Pacitan dan sebelah selatan langsung
menghadap ke pantai selatan. Pusat pemerintahan Trenggalek berada di pusat kota
tepatnya di sebelah timur dari alun – alun kota. Trenggalek terdiri dari 14
kecamatan yaitu : Trenggalek, Bendungan, Pule, suruh, Karangan, Tugu, Pogalan,
Durenan, Panggul, Dongko, Munjungan, Kampak, Gandusari dan Watulima.
Budaya Trenggalek
Trenggalek memiliki beragam kebudayaan
seperti tari jaranan Turonggo Yakso. Tari jaranan Turonggo Yakso berasal dari
daerah Dongko, tari jaranan ini sedikit berbeda karena tarian ini menggunakan
properti jaranan yang sedikit berbeda yaitu dalam bentuknya. Seperti namanya
Turonggo Yakso jaranan pada tarian ini berbentuk seperti tubuh seorang raksasa,
karena dalam arti bahasa indonesia Turonggo berarti kendaraan dan Yakso berarti raksasa
atau dalam bahasa jawa berarti buto, sehingga
kalau di gabungkan Turonggo Yakso itu berarti mengendarai raksasa. Kesinian ini mungkin sangat di gemari
masyarakat Trenggalek karena seni tari ini merupakan salah satu ikon dari kota
Trenggalek itu sendiri.
Selain Turonggo Yakso ada satu lagi sebuah kesenian khas Trenggalek yaitu Tiban, sebuah seni cambuk badan menggunakan lidi aren yang di pintal ini juga sangat populer di kalangan masyarakat pedesaan di Trenggalek. Kesenian ini biasanya bertujuan untuk melaksanakan tradisi sekaligus sebagai tontonan untuk masyarakat, yang di maksud tradisi di sini karena kesenian Tiban sering di adakan ketika musim kemarau panjang tiba, sehingga sering di artikan oleh masyarakat sebagai ritual minta hujan dan kesenian ini di lakukan oleh kaum laki laki diatas 15 tahun, setiap peserta yang melakukan Tiban harus melakukan tirakat terlebih dahulu agar tidak terjadi hal - hal yang tidak di inginkan, karena kesenian ini masih sangat kental dengan mistik. Pada pelaksanaan kesenian ini di pimpin oleh seorang "landang" atau dalam istilah permainannya adalah seorang wasit, dan "landang" itu sendiri harus memiliki kebijaksanaan yang tinggi. Karena sarat dengan magis pada saat kesenian ini akan di mulai harus di adakan ritual dulu dengan menyediakan sesaji lengkap, nasi tumpeng dan beberapa syarat lain yang di lakukan di mana kesenian ini akan di adakan.
Makanan Khas Trenggalek
Trenggalek sendiri juga memiliki beragam makanan khas seperti nasi GEGOG, nasi TIWUL dan beberapa makanan ringan atau oleh - oleh khas Trenggalek seperti alen - alen, tempe kripik dan sale pisang.
Nasi GEGOG adalah makanan yang terbuat dari nasi yang di atasnya di tambahkan sambal teri kemudian di bungkus dengan daun pisang muda sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang sangat nikmat, nasi GEGOG ini berasal dari kecamatan Bendungan dan sering di jual pada banyak pasar tradisional di Trenggalek, harga nasi GEGOG inipin sangat terjangkau yaitu Rp. 1.500 sangat murah karena ukuran nasi GEGOG ini yang relatif kecil, maka untuk ukuran orang dewasa bisa makan sampai 3 bungkus.
Dan oleh - oleh yang sangat populer adalah ALEN - ALEN sejenis makanan ringan yang berbetuk bulat dan bolong di tengahnya seperti cincin, bnyak sekali masyarakat Trenggalek yang memproduksi makanan ini karena selalu banyak permintaan di pasaran untuk ALEN - ALEN itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar